Presiden Macron Merasa Terhormat Lihat Lukisan Soekarno di Istana Merdeka
时间:2025-06-02 16:18:36 出处:百科阅读(143)
Presiden Perancis merasa terhormat dapat melihat langsung lukisan Soekarno di ruang kerja Presiden Prabowo.
Momen ini terekam saat Macron melakukan kunjungan kenegaraan ke Istana Negara Jakarta, pada Rabu (27/5/2025). Saat itu, Emmanuel Macron masuk ke dalam ruang kerja Presiden Prabowo untuk melakukan pertemyan tètte a tètte dan melihat lukisan Presiden Soekarno.
"Ini adalah?" tanya Macron ke Prabowo sambil menunjuk lukisan Soekarno yang berada di salah satu sisi yang berada di Istan.
Baca Juga: Presiden Macron Tiba di Jakarta, Apresiasi Keindahan Indonesia dan Persahabatan dengan Presiden Prabowo
Prabowo pun menjawab dengan bangga ke Macron. Ia memperkenalkan lukisan apik tersebut merupakan Ir. Soekarno, Presiden pertama Indonesia.
"Presiden pertamaku, Presiden pertama Indonesia. Presiden Soekarno," jawab Prabowo.
Macron pun tampak kagum melihat lukisan tersebut. Ia mengaku terhormat bisa melihat lukisan tersebut secara langsung.
"Ya, sungguh suatu kehormatan besar untuk melihat itu," jelas dia.
Presiden Macron diketahui tiba sekitar pukul 09.43 WIB. Terlihat, kedatangan Presiden Macron diiringi oleh puluhan pasukan berkuda masuk menuju Istana Merdeka.
上一篇: Lisa BLACKPINK Tampil Edgy dengan Tuksedo di Karpet Merah Oscar 2025
下一篇: Usai Digarap Lima Jam oleh Penyidik, Gisel Ogah Berkomentar
猜你喜欢
- Dokter Jelaskan Cara Tangani Pneumonia, Tiap Penyebab Beda Penanganan
- Komarudin Watubun: Penetapan Hasto Jadi Tersangka Bukti PDIP Mau Diawut
- 10 Makanan Indonesia Paling Tak Enak Versi Taste Atlas, Ada Kupat Tahu
- FOTO: Memeluk Angin Dingin di Istana Gyeongbokgung Korea Selatan
- Gunakan Tasbih saat Sidang, Ratna Kena Semprot Hakim
- Bantah Libatkan Ormas pada Program Makan Bergizi Gratis, BGN Minta Masyarakat Lebih Kritis
- 4 Tanda Anak yang Mengonsumsi Obat Steroid, Orang Tua Waspada
- Partai Gerindra Terbuka Jika Jokowi Ingin Gabung, Muzani Sebut Kehormatan yang Amat Besar
- Harga Minyak Rebound Menyusul Keputusan OPEC