时间:2025-05-19 15:10:44 来源:网络整理 编辑:热点
Warta Ekonomi, Jakarta - Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, menila quickq电脑端下载
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, menilai revisi Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan (PP 109/2012) tidak urgen dilakukan. Apalagi, usulan revisi ini disinyalir kuat sarat akan intervensi lembaga asing.
"Usulan revisi PP 109/2012 itu banyak mengakomodiasi kepentingan lembaga asing yang terlihat jelas dalam berbagai proses intervensi yang dilakukan LSM yang mengatasnamakan kesehatan untuk mematikan industri rokok di Indonesia. Dalam acara APCAT awal Desember lalu, sudah terlihat jelas mereka mendorong untuk pelarangan total iklan rokok yang mana jadi salah satu poin revisi PP 109," ujar Trubus kepada wartawan.
Baca Juga: Soal Kebijakan Tembakau, Pemerintah Diminta Bentengi Diri dari Intervensi Asing
Trubus menjelaskan, lembaga-lembaga asing melihat bahwa PP 109/2012 yang berlaku saat ini belum cukup kuat untuk melemahkan industri hasil tembakau, yang memperkerjakan jutaan rakyat Indonesia. Sehingga, mereka melakukan segala upaya untuk mempengaruhi pemerintah agar merevisi PP 109/2012. Padahal, menurut Trubus, PP 109/2012 ini merupakan payung hukum yang masih relevan dalam mengatur pertembakauan nasional.
"Kelompok-kelompok tersebut melihat bahwa kendalanya sekarang di PP 109/2012. Makanya, mereka hampir tiap hari membahas PP 109/2012 di Kemenkes agar direvisi. Mereka ada yang mendanai, ada yang membiayai. Hal tersebut sudah secara terang-terangan disampaikan kepada publik secara terbuka," tegas Trubus.
Trubus juga menjelaskan, lembaga-lembaga asing memang seringkali turut campur dalam urusan kebijakan di tingkat nasional, khususnya yang berkaitan dengan komoditas strategis. Trubus mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki kedaulatannya sendiri yang harus dijaga.
Seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam rangkaian berbagai pertemuan di level internasional, Indonesia tengah terus berusaha untuk menunjukkan kedaulatan ekonominya di tengah masifnya berbagai intervensi yang dilakukan oleh pihak asing. Seruan Presiden tersebut disampaikan berkali-kali pada laman Instagram resminya.
"Jadi, kita kan punya rumah sendiri nih, berdaulat. Indonesia tidak perlu dipengaruhi. Pagarnya ada di kita," papar Trubus.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, dalam 7th Asia Pacific Summit of Mayors APCATawal Desember lalu, mengatakan pihaknya akan merevisi kebijakan yang terkait pertembakauan. Salah satunya dengan memperbesar peringatan kesehatan bergambar dalam kemasan rokok, pembatasan iklan rokok, dan pembatasan penjualan rokok.
Baca Juga: AMTI Minta Pemerintah Lindungi Industri Tembakau dari Intervensi Asing
"Revisi peraturan nasional akan menjadi langkah awal Kementerian Kesehatan dalam mengendalikan regulasi tembakau di Indonesia," ujar Budi dalam sambutannya.
Poin-poin usulan revisi tersebut menerima banyak kritikan termasuk dari petani tembakau yang merasa revisi tersebut akan mematikan industri hasil tembakau dan secara langsung dapat mematikan mata pencaharian mereka. Sampai saat ini tidak ada komoditas lain yang mampu memberikan nilai ekonomi seperti tanaman tembakau untuk petani.
Polda Metro Jaya Catat 53 TPS Pemilu Masuk Kategori Sangat Rawan2025-05-19 15:10
Terjadi Lagi! Dua Warga Jadi Korban Baliho Caleg PSI yang Roboh di Cakung2025-05-19 15:06
KemenPPPA Turun Tangan Kawal Kasus Dugaan Bullying Binus School Simprug2025-05-19 14:03
Universitas Esa Unggul Gelar Welcoming Student Program Pascasarjana T.A Ganjil 20242025-05-19 13:57
Munaslub Kadin Penuh Kontroversi, Istana Putuskan untuk Tidak Ikut Campur2025-05-19 13:41
5 Penyebab Rasa Panas saat Buang Air Besar2025-05-19 13:29
Pendaftaran CPNS 2024 Berakhir, Ini 10 Daftar Instansi Pusat dengan Peminat Terbanyak!2025-05-19 13:24
Dukung Budaya Bersepeda di Belanda, Ada 14 Kota Punya Zona Tanpa Emisi2025-05-19 13:10
15 Program Unggulan Antarkan Prof Heri Hermansyah Terpilih Jadi Rektor UI2025-05-19 12:44
Pemkab Kediri Usulkan Seribu Formasi ASN2025-05-19 12:40
Hadapi Aksi Ojol 20 Mei, Pengamat: Pemerintah Perlu Buat Aplikasi Sendiri!2025-05-19 15:02
Pemukiman Di Palmerah Ludes Terbakar Saat Warga Santap Sahur, 20 Mobil Damkar Dikerahkan2025-05-19 14:50
Hukuman SYL Diperberat, 12 Tahun Penjara dalam Putusan Banding2025-05-19 14:32
Hukuman SYL Diperberat, 12 Tahun Penjara dalam Putusan Banding2025-05-19 14:31
Senin Dini Hari, Bocah 11 Tahun Ditemukan Tewas Mengambang Di Kali Basmol Kembangan2025-05-19 14:20
Eggi Sudjana Beri Komentar Menohok: 'Jokowi Membangkang dan Layak Dimakzulkan, Mahfud MD 'Iblis'2025-05-19 14:16
Pindah ke Pedesaan Jepang Dibayar Nyaris Rp500 Juta, Tertarik?2025-05-19 13:51
Kemenkes Periksa 3 Suspek Baru Mpox di Jakarta dan Jawa Barat2025-05-19 13:18
Gibran Uji Program Makan Bergizi Gratis di Tangerang dengan Harga Menu Rp15 Ribu, Dapat Apa Aja?2025-05-19 13:16
Kemenkes Dampingi Keluarga Dokter Aulia Risma yang Laporkan Senior PPDS, Terungkap Alami Tekanan2025-05-19 12:39