您的当前位置:首页 > 综合 > Di tengah Badai PHK, OJK Beberkan Kondisi Industri Perbankan 正文
时间:2025-06-17 06:00:29 来源:网络整理 编辑:综合
Warta Ekonomi, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti kinerja penyaluran kredit perbankan quickqios官网
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti kinerja penyaluran kredit perbankan di tengah meningkatnya risiko Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dikhawatirkan dapat menekan daya beli masyarakat.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa hingga kini target kredit perbankan masih sejalan dengan rencana bisnis yang telah dibahas antara pengawas dan pihak perbankan untuk tahun 2025.
“Berdasarkan pembahasan rencana bisnis antara Pengawas dengan perbankan, secara umum tidak terdapat penyesuaian yang signifikan pada target pertumbuhan kredit di 2025,” kata Dian dalam jawaban tertulis, Senin (16/6/2025).
Baca Juga: Merger MNC Bank dan Nobu Masih Mandek, OJK Buka Suara
OJK memproyeksikan pertumbuhan kredit berada pada kisaran 9–11 persen hingga akhir tahun ini. Sementara itu, Bank Indonesia telah merevisi target pertumbuhan kredit tahunan menjadi 8–11 persen, dari sebelumnya 11–13 persen.
Meski target belum berubah, Dian menegaskan bahwa perbankan masih memiliki ruang untuk melakukan revisi target rencana bisnis hingga akhir semester I-2025.
“Dengan mempertimbangkan dinamika kondisi ekonomi baik global maupun domestik,” imbuhnya.
OJK juga akan terus berkoordinasi dengan industri perbankan jika terjadi perubahan signifikan yang memerlukan penyesuaian terhadap proyeksi pertumbuhan kredit.
Baca Juga: Pasar Perbankan Syariah Kian Kompetitif, Dua Pemain Besar Baru akan Masuk
Data OJK mencatat total kredit perbankan nasional mencapai Rp7.960,94 triliun per April 2025, tumbuh 8,88 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Dilihat dari jenis penggunaan, kredit investasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 15,86 persen, diikuti kredit konsumsi 8,97 persen, dan kredit modal kerja 4,62 persen yoy.
Kualitas kredit perbankan tetap terjaga. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross tercatat sebesar 2,24 persen, sementara NPL net naik tipis dari 0,81 persen menjadi 0,83 persen. Rasio kredit berisiko (loan at risk/LAR) mencapai 9,92 persen.
Soal Tanah Abang, Sandiaga: Kami Sudah Koordinasi dengan Menhub2025-06-17 05:59
Haidar Alwi: Perpres 66/2025 adalah Bagian dari Arsitektur Nasional Anti2025-06-17 05:56
PNM Peduli Tanam Ribuan Pohon Mangrove dan Terumbu Karang di Kalimantan2025-06-17 05:55
Pak Anies, Bu Mega Juga Gak Setuju Tuh, Monas Punya Aturan Katanya...2025-06-17 04:59
Bareskrim Beberkan Peran 5 Tersangka di Kasus Pemalsuan Email2025-06-17 04:51
KPK: Telusuri Calon Pemimpinmu dari DPRD hingga Presiden2025-06-17 04:50
Bandung Dilanda Banjir, Waspada Penyakit yang Bisa Menular Lewat Air2025-06-17 04:37
CCEP Indonesia Libatkan Mahasiswa dalam Atasi Masalah Sampah, Rektor ITS Berikan Respon2025-06-17 04:15
Presiden Tanyakan Soal OTT di Banjarmasin Sama Wartawan2025-06-17 03:59
SNS Garudafood Ungkap Kunci Mengoptimalkan Distribusi: Dari Pasar Tradisional Hingga Ritel Modern!2025-06-17 03:18
Kerja di Perusahaan Tambang Jadi Impian? Yuk Gabung PT GSI, Lulusan SMP Bisa Join Nih2025-06-17 05:57
Harga Pertamax Turun Jadi Rp12.950, Pengendara: Beli Rp100 Ribu Masih Dapat Lumayan2025-06-17 05:52
Rasio Wirausaha RI Rendah, Kemendag Desak Mahasiswa Jadi Pencipta Lapangan Kerja2025-06-17 05:40
BKN Perbolehkan Pendaftaran CPNS 2024 Gunakan Meterai Tempel, Pelamar Keluhkan Hal Ini2025-06-17 05:21
Jaksa Agung Bantah Bakal Lemahkan KPK2025-06-17 04:41
BKN Perbolehkan Pendaftaran CPNS 2024 Gunakan Meterai Tempel, Pelamar Keluhkan Hal Ini2025-06-17 04:26
2025香港大学建筑学硕士申请条件2025-06-17 04:24
Ibu Kota Pindah, Aset Negara di Jakarta Dilirik Asing2025-06-17 04:03
Nusa Finance Gandeng Lisk, Dorong Anak Muda Berinvestasi Aset Kripto lewat Teknologi Web32025-06-17 04:03
Jadi Pertimbangan Utama Wisatawan Pilih Destinasi, Kemenpar Perkuat Faktor Keselamatan2025-06-17 03:54